Untuk apa kita belajar?
Untuk apa kita belajar?
Untuk apa sih belajar?
belajar itu memang penting. Belajar itu (katanya) memang kewajiban kaum pelajar. Tapi pernah gak sih sebagai para pelajar merenungkan dan bertanya dalam diri : Sebetulnya untuk apa sih kita melakukan semua itu? Untuk apa pergi ke sekolah? Untuk apa kita belajar?
Kalo kita bertanya kepada orangtua tentang pertanyaan di atas, kira-kira apa ya jawaban mereka? respond mereka kurang lebih seperti ini:
“Kamu belajar ya supaya jadi pinter. Pinter cari duit.” – orangtua
Sekarang coba tanyakan kepada bertanya kepada guru, pihak sekolah, atau bahkan pemerintah, “Pak, Buk, sebetulnya untuk apa kita perlu belajar?”. Kira-kira apa coba jawaban mereka? Jawaban yang gua bayangkan, kira-kira seperti ini:
“Kalian belajar ya supaya jadi orang yang berguna bagi masyarakat, supaya bisa jadi SDM yang berkualitas, minimal bisa membanggakan orangtua, sukur-sukur bisa mengharumkan nama Bangsa dan Negara.” – guru, sekolah, pemerintah.
Okay, jawaban-jawaban di atas mungkin terdengar klise dan udah basi banget ya di telinga kita. Tapi terlepas dari jawaban-jawaban klise dari orangtua, om-tante, atau guru yang setiap saat udah bawel banget menyuruh kita terus belajar setiap hari… Pernah ga sih lo sebagai pelajar mencoba merenungkan secara pribadi, pernah ga sih lo coba memikirkan pertanyaan ini secara mendalam?
"Sebenarnya untuk apa kita belajar?"
Mungkin selama ini kita tidak diberitahu tujuan kita mempelajari pelajaran di sekolah yang begitu banyak, ribet dan, rumit. Mempelajari Matematika yang memaksa kita untuk menghitung angka-angka atau mencari "x" yang hilang entah kemana. Matematika menjadi dibenci dan bahkan dijauhi, begitu pula semua ilmu yang berhubungan erat dengannya seperti Fisika, Kimia dan lainnya.
"Untuk apa? Pada akhirnya pun aku tidak meneruskan pendidikan dibidang matematika. Mengapa aku dipaksa untuk bisa?"
Pertanyaan ini sering muncul dikalangan kita.
Kita selama ini telah salah melihatnya. Di sini saya akan mengajak anda yang sedang membaca untuk mengenal hakikat ilmu pengetahuan yang tidak pernah diajarkan di sekolah.
Kita mulai dari awal, ilmu yang merupakan bahasa universal alam semesta. Seperti yang dikatakan Galileo: "Bahasa alam semesta adalah Matematika."
Bayangkan tentang sebuah kotak perkakas, lalu pandangi satu-satu alat yang ada di dalamnya. Kita bisa melihat bentuk mereka yang berbeda juga mempunyai fungsi dan kegunaan yang berbeda. Kotak itu adalah Matematika. Kotak perkakas yang memiliki banyak alat dengan sejuta kegunaan. Alat-alat inilah yang dipakai para peneliti untuk menyelesaikan masalah di dunia, dari yang paling kecil sampai masalah raksasa super rumit. Ia adalah bahasa universal yang maknanya bisa dipahami dan disepakati semua orang di dunia. Bahasa yang disusun dengan logika.
Misalnya tentang kalkulus, ditemukan oleh pemikir besar asal Inggris dialah Sir Isaac Newton. Ilmu yang mempelajari tentang perubahan. Sebuah cara untuk mengukur seberapa besar perubahan itu terjadi pada benda-benda, dengan cara ini matematika membantu bidang ilmu lainnya berkembang pesat menciptakan industri yang menjadi awal peradaban modern.
Fisika, dunia kita diatur oleh fisika. Gravitasi yang menarik seluruh planet di alam semesta, pesawat yang beratnya mencapai puluhan ton mampu terbang, sepeda yang terus melaju seimbang, semuanya diatur oleh fisika. Ia bisa segitu luasnya karena fisika ilmu yang membongkar bagaimana dunia dan alam semesta kita bekerja. Mulai dari materi terkecil di alam semesta hingga objek raksasa seperti galaksi. Menelusuri awal lahirnya semesta ini hingga memprediksi akhir dari semua ini. Fisika adalah ilmu tentang segalanya.
Masih banyak misteri yang tersembunyi di alam semesta ini, peran kita sebagai manusia adalah memecahkan misteri tersebut. Satu hal yang bisa kita pelajari dari fisika adalah selalu telusuri hingga keakarnya seperti halnya detektif. Tidak cuma untuk fisika prinsip ini berguna untuk hidup kita.
Ilmu fisikalah yang akan menjadi obor bagi para detektif semesta untuk terus mengungkap lebih banyak misteri semesta ini yang semakin tak masuk akal. Seperti yang diungkapkan Einstein:
"Mengungkap misteri adalah pengalaman terindah yang bisa kita rasakan."
Jauh lebih dalam menuju partikel fundamental di alam semesta, ilmu yang mepelajari struktur dasar pembentuk realitas, ilmu yang mampu mencampuradukkan elemen di alam semesta menjadi sesuatu yang baru seperti yang tak bisa kita bayangkan. Inilah Kimia. Yang berperan penting dalam bidang industri dan yang menjadi jembatan ilmu-ilmu lainnya seperti fisika, arkeologi, geologi dan biologi.
Mempelajari makhluk hidup yang begitu yang disusun oleh penyusun terkecilnya yaitu DNA yang terdapat pada nukleus sel. Biologi yang mempelajari tentang awal mula kehidupan, mutasi genetik serta evolusi makhluk hidup. Mulai dari makhluk yang bersel tunggal hingga makhluk kompleks yang memiliki pikiran, yaitu manusia.
Dari sini akan muncul pertanyaan
"Darimana kehidupan itu muncul?"
Atom-atom yang ada di DNA kita manusia itu berasal dari debu kosmis diangkasa. Nitrogen, Oksigen serta Hidrogen. Semuanya terbentuk dari reaksi fusi dalam inti suatu bintanng yang mengalami Super Nova.
Jauh diatas itu semua terdapat kosmologi yang membahas asal usul alam semesta. Gabungan keempat ilmu di atas untuk menjawab tentang sebuah kerinduan purba akan pertanyaan asal usul. Mungkin selama ini pengetahuan kita hanya sebatas tata surya seperti yang diajarkan sekolah. Kini saya akan mengajak anda untuk melangkah lebih jauh, Miliyaran tahun cahaya jauhnya.
Jauh di luar Tata Surya kita terdapat Local Instertellar Cloud yang merupakan gabungan dari ratusan tata surya di sekitar kita. Butuh waktu 30 tahun untuk objek tercepat dialam semesta, yaitu cahaya untuk menjelajahi wilayah ini. Kalau kita zoom up lagi kita dapat melihat keseluruhan dari galaksi kita yaitu Bima Sakti atau Milky Way. Kira-kira ada 100 miliyar sampai 400 miliyar bintang seperti Matahari dan sekitar 800 miliyar hingg 3,2 trilliun planet di galaksi kita ini.
Galaksi kita yang super raksasa dengan trilliunan planet dan bintang hanyalah satu dari 54 galaksi yang ada di Local Group. Local Group sendiri adalah bagian yang sangat mungil di Virgo Super Cluster, di sini ada lebih dari 2000 Galaksi seperti galaksi kita yang masing-masing ada isi bintang dan planet yang sudah tak bisa terhitung berapa trilliun, pastinya angka nol nya sudah mengalahkan inflasi rupiah.
Virgo Supercluster sendiri hanyalah bagian super kecil dari Laniakea Supercluster. Pada skala ini tiap titik itu adalah Galaksi. Ini adalah wilayah angkasa yang isinya lebih dari 100 ribu galaksi.
Ini belum berakhir. Supercluster ini adalah bagian yang bukan lagi kecil bukan lagi mungil tetapi benar-benar seperti debu di Observable Universe. Wilayah alam semesta yang bisa kita amati, disinilah rumah dari 2 trilliun lebih galaksi yang tak terhitung berapa jumblah planet dan bintang dan menjadi ujung batas penegtahuan kita manusia tentang luasnya alam semesta.
Lalu dari semua itu, siapa kita di alam semesta yang maha luas ini?
Bumi hanyalah sebuah arena kecil ditengah semesta yang tak terbatas ini.
Ini semua untuk menyadarkan kita bahwa kita bukanlah apa-apa dialam semesta yang besarnya lebih dari 13,7 miliyar tahun cahaya. Tidak ada pengaruh sedikitpun jika bumi tidak ada di alam raya ini.
Pantaskah kita untuk sombong dengan semua yang kita miliki saat ini?
Ilmu pengetahuan mampu berkembang jauh sepesat ini melalui sejarah yang begitu panjang sejak awal peradaban manusia di masa lampau. Mulai dari bangsa Mesopotamia, Babylonia, bangsa Sumeria, Akkadia, Mesir, Bani Israil, Yunani, kebudayaan Romawi hingga masa keemasan Islam yang membawa Rennainsans di Eropa. Mereka terus memikirkan eksistensi mereka di Alam semesta yang luas ini.
Orang yang tidak dapat belajar dari masa tiga ribu tahun berarti dia tidak memanfaatkan akalnya. Apakah kamu ingin berakhir dalam keadaan yang menyedihkan? Lakukanlah sesuatu yang dapat mengenalkan mu sejarahmu. Itulah satu-satunya cara untuk menjadi lebih dari seekor kera telanjang. Itulah satu-satunya cara agar kita tidak hanya melayang-layang di ruang hampa.
Kita akan hidup di planet ini tidak lebih dari beberapa tahun saja. Tapi, jika sejarah umat manusia adalah juga sejarah kita, dalam makna tertentu kita telah berusia ribuan tahun lamanya.
Di dalam sejarah, manusia berinteraksi dengan sesama, menghormati dan menghargai perbedaan dalam bermasyarakat. Inilah yang melahirkan Sosiologi. Melalui interaksi tersebut, kita dapat melakukan tukar menukar barang, yang melahirkan perdangangan, itulah Ekonomi. Agar tidak tersesat dalam berdagang, kita menggunakan Geografi sebagai pentunjuk dan arah kemanapun kita pergi.
Kerinduan akan sesuatu yang jauh dan tak terjangkau. Merindukan masa-masa yang telah lewat atau merasa terbawa menuju malam atau senja kala, menuju reruntuhan kuno dan hal-hal yang dialami. Melalui Sastra, William Shakesphare mengungkapkannya. Melalui harmoni suara Mozart dan Beethoven menuliskannya lewat notasi nada. Dan melalui keindahan visual Da Vinci melukiskan.
Semuanya kembali menjadi renungan dan pertanyaan dasar yang kemudian dapat melahirkan ilmu itu sendiri.
Apa arti hidup ini?
Dari mana kita berasal? - Inilah Filsafat.
Ilmu pengetahuan bukanlah hanya prestasi orang-orang hebat saja tetapi adalah usaha bersama yang melintasi generasi ke generasi, sebuah perjuangan mebawa obor dari guru ke murid, sebuah perjuangan bersama dari zaman sebelum peradaban hingga jauh ke masa depan.
![]() |
Local Interstellar cloud (sumber https://en.wikipedia.org/wiki/Interstellar_cloud#/media/File:Carved_by_Massive_Stars.jpg) |
Galaksi kita yang super raksasa dengan trilliunan planet dan bintang hanyalah satu dari 54 galaksi yang ada di Local Group. Local Group sendiri adalah bagian yang sangat mungil di Virgo Super Cluster, di sini ada lebih dari 2000 Galaksi seperti galaksi kita yang masing-masing ada isi bintang dan planet yang sudah tak bisa terhitung berapa trilliun, pastinya angka nol nya sudah mengalahkan inflasi rupiah.
Virgo Supercluster sendiri hanyalah bagian super kecil dari Laniakea Supercluster. Pada skala ini tiap titik itu adalah Galaksi. Ini adalah wilayah angkasa yang isinya lebih dari 100 ribu galaksi.
![]() |
Laniakea ( sumber https://en.wikipedia.org/wiki/Laniakea_Supercluster#/media/File:07-Laniakea_(LofE07240).png) |
Ini belum berakhir. Supercluster ini adalah bagian yang bukan lagi kecil bukan lagi mungil tetapi benar-benar seperti debu di Observable Universe. Wilayah alam semesta yang bisa kita amati, disinilah rumah dari 2 trilliun lebih galaksi yang tak terhitung berapa jumblah planet dan bintang dan menjadi ujung batas penegtahuan kita manusia tentang luasnya alam semesta.
![]() |
Observable Universe (sumber https://en.wikipedia.org/wiki/Observable_universe#/media/File:Observable_Universe_with_Measurements_01.png) |
Lalu dari semua itu, siapa kita di alam semesta yang maha luas ini?
Bumi hanyalah sebuah arena kecil ditengah semesta yang tak terbatas ini.
Ini semua untuk menyadarkan kita bahwa kita bukanlah apa-apa dialam semesta yang besarnya lebih dari 13,7 miliyar tahun cahaya. Tidak ada pengaruh sedikitpun jika bumi tidak ada di alam raya ini.
Pantaskah kita untuk sombong dengan semua yang kita miliki saat ini?
Ilmu pengetahuan mampu berkembang jauh sepesat ini melalui sejarah yang begitu panjang sejak awal peradaban manusia di masa lampau. Mulai dari bangsa Mesopotamia, Babylonia, bangsa Sumeria, Akkadia, Mesir, Bani Israil, Yunani, kebudayaan Romawi hingga masa keemasan Islam yang membawa Rennainsans di Eropa. Mereka terus memikirkan eksistensi mereka di Alam semesta yang luas ini.
Orang yang tidak dapat belajar dari masa tiga ribu tahun berarti dia tidak memanfaatkan akalnya. Apakah kamu ingin berakhir dalam keadaan yang menyedihkan? Lakukanlah sesuatu yang dapat mengenalkan mu sejarahmu. Itulah satu-satunya cara untuk menjadi lebih dari seekor kera telanjang. Itulah satu-satunya cara agar kita tidak hanya melayang-layang di ruang hampa.
Kita akan hidup di planet ini tidak lebih dari beberapa tahun saja. Tapi, jika sejarah umat manusia adalah juga sejarah kita, dalam makna tertentu kita telah berusia ribuan tahun lamanya.
Di dalam sejarah, manusia berinteraksi dengan sesama, menghormati dan menghargai perbedaan dalam bermasyarakat. Inilah yang melahirkan Sosiologi. Melalui interaksi tersebut, kita dapat melakukan tukar menukar barang, yang melahirkan perdangangan, itulah Ekonomi. Agar tidak tersesat dalam berdagang, kita menggunakan Geografi sebagai pentunjuk dan arah kemanapun kita pergi.
Kerinduan akan sesuatu yang jauh dan tak terjangkau. Merindukan masa-masa yang telah lewat atau merasa terbawa menuju malam atau senja kala, menuju reruntuhan kuno dan hal-hal yang dialami. Melalui Sastra, William Shakesphare mengungkapkannya. Melalui harmoni suara Mozart dan Beethoven menuliskannya lewat notasi nada. Dan melalui keindahan visual Da Vinci melukiskan.
Semuanya kembali menjadi renungan dan pertanyaan dasar yang kemudian dapat melahirkan ilmu itu sendiri.
Apa arti hidup ini?
Dari mana kita berasal? - Inilah Filsafat.
Ilmu pengetahuan bukanlah hanya prestasi orang-orang hebat saja tetapi adalah usaha bersama yang melintasi generasi ke generasi, sebuah perjuangan mebawa obor dari guru ke murid, sebuah perjuangan bersama dari zaman sebelum peradaban hingga jauh ke masa depan.
Pada akhirnya kita sampai pada sebuah kesimpulan bahwa ilmu pengetahuan adalah jalan untuk diri kita agar menjadi bijaksana, jalan untuk menemukan tujuan hidup kita. Bagaikan sebuah lentera yang menerangi jalan kita dalam lika-liku kegelapan untuk menemukan kebenaran. Untuk menemukan arti dari hidup ini.
"Kehidupan adalah rangkaian pelajaran yang harus kita pelajari dan kita mengerti."
Teruslah bertanya dan berpikir dengan dasar pertimbangan masa lalu, masa kini dan masa depan. Sadarilah bahwa kita manusia diharuskan untuk mengenali segala fenomena disekitar kita. Akan tetapi kenalilah diri kita sendiri, karena kebijaksanaan sejati datang ketika kita menyadari bahwa kita tidak mengetahui apa-apa.
"Kehidupan adalah rangkaian pelajaran yang harus kita pelajari dan kita mengerti."
Teruslah bertanya dan berpikir dengan dasar pertimbangan masa lalu, masa kini dan masa depan. Sadarilah bahwa kita manusia diharuskan untuk mengenali segala fenomena disekitar kita. Akan tetapi kenalilah diri kita sendiri, karena kebijaksanaan sejati datang ketika kita menyadari bahwa kita tidak mengetahui apa-apa.
Komentar
Posting Komentar