Alam
semesta dimulai dengan sebuah ledakan!
Paling tidak, itulah yang kerap kita dengar. Kosmos dan segala sesuatu
di dalamnya eksis setelah Big Bang. Ruang, waktu, materi dan energi
bermula dari sebuah titik tunggal (singularitas), kemudian meluas dan
mendingin. Dalam waktu miliaran tahun jagad raya mulai dihuni oleh atom,
bintang,
galaksi dan gugus galaksi yang membentuk alam semesta teramati seperti
yang kita kenal. Inilah gambaran
menarik yang menjelaskan semua yang kita amati, mulai dari struktur
berskala besar yang terdiri dari dua triliun
galaksi hingga cahaya sisa radiasi Big Bang yang menyebar ke seluruh
eksistensi.
Sayangnya, gambaran ini salah dan para ilmuwan telah mengetahuinya
selama
hampir 40 tahun.
 |
Diungkap pertama
kali oleh Vesto Slipher, semakin jauh jarak sebuah galaksi, maka semakin
cepat ia menjauhi kita. Selama bertahun-tahun, penjelasan tentang
fenomena ini hanya dapat dilakukan oleh observasi Hubble yang
memungkinkan kita untuk mengumpulkan semua bagian menjadi satu, yaitu
ekspansi kosmos.
Vesto Slipher, (1917): Proc. Amer Phil. Soc., 56, 403 |
Gagasan
tentang Big Bang pertama kali muncul pada tahun 1920-an dan 1930-an.
Ketika
melihat galaksi jauh, kita menemukan sesuatu yang aneh. Semakin jauh
jarak
galaksi dari kita, maka semakin cepat pula ia menjauhi kita.
Menurut prediksi Relativitas Umum Einstein, alam semesta statis tidak
akan stabil
secara gravitasi. Observasi terhadap fenomena ini mengungkap bahwa
ukuran alam semesta terus meluas, dan jika segala sesuatunya terpisah
semakin jauh, berarti dulu jarak mereka lebih dekat.
 |
Semakin jauh kita
menatap, maka semakin jauh kita kembali ke masal lalu. Dan semakin jauh
kita menatap, kosmos semakin panas, semakin padat dan belum terlalu
berevolusi.
NASA/STScI/A. Felid |
Ekspansi
alam semesta tak sekadar berarti segala sesuatunya semakin
menjauh seiring waktu, namun cahaya juga diregangkan saat merambat
melalui kosmos. Karena panjang gelombang menentukan energi (lebih
pendek berarti lebih energik), berarti kosmos mendingin seiring waktu,
karena itu dulu lebih panas. Suhu alam semesta awal begitu panas,
sehingga atom netral tidak bisa terbentuk. Jika
gambaran ini benar, kita seharusnya melihat cahaya sisa radiasi ini di
segala arah, yang telah mendingin hingga beberapa derajat di atas nol
mutlak.
Penemuan latar belakang gelombang mikro kosmik pada tahun 1964 oleh Arno
Penzias dan Bob Wilson adalah konfirmasi menakjubkan dari Big Bang.
 |
Menurut observasi
Penzias dan Wilson, bidang galaksi memancarkan beberapa sumber radiasi
astrofisika (pusat), namun di bagian atas dan bawah, yang tersisa
hanyalah latar belakang radiasi yang seragam.
Tim Sains NASA/WMAP |
Oleh
karena itu sangat menarik untuk terus melakukan ekstrapolasi mundur ke
masa lalu, saat kosmos lebih panas dan lebih padat. Jika terus
kembali ke masa lalu, maka kita akan menemukan:
- Suatu masa ketika pasangan materi dan
antimateri dapat terbentuk secara spontan, karena alam semesta sangat energik
sehingga pasangan partikel/antipartikel dapat terbentuk secara spontan.
- Suatu masa ketika proton dan neutron
secara individu terpecah menjadi plasma quark-gluon, karena suhu dan
kerapatannya sangat tinggi sehingga alam semesta menjadi lebih padat daripada interior nukleus atom.
- Dan
akhirnya, suatu masa ketika kerapatan
dan suhu naik ke nilai tak terhingga, karena semua materi dan energi di
alam semesta terkandung hanya dalam satu titik: singularitas.
Singularitas inilah yang mewakili dipatahkannya hukum fisika, juga
dipahami sebagai yang mewakili asal usul ruang dan waktu. Inilah konsep utama Big
Bang.
 |
Jika kita
melakukan ekstrapolasi jauh ke masa lalu, kita sampai ke keadaan kosmos
yang lebih panas dan lebih padat. Apakah hal ini berujung ke
singularitas yang mematahkan hukum fisika itu sendiri?
NASA/CXC/M Weiss |
Tentu
saja, semuanya kecuali yang terakhir (singularitas) telah dikonfirmasi sebagai
sebuah kebenaran! Kita telah berhasil menciptakan plasma quark-gluon di
laboratorium, kita telah menciptakan pasangan materi-antimateri, kita telah
melakukan perhitungan elemen yang membentuk cahaya, dan membuat pengukuran
tentang elemen apa saja yang melimpah selama tahap awal alam semesta, dan
menemukan bahwa mereka sesuai dengan prediksi Big Bang. Lebih jauh lagi, kita telah
mengukur fluktuasi latar belakang gelombang mikro kosmik dan melihat bagaimana
struktur yang terikat oleh gaya gravitasi seperti bintang dan galaksi terbentuk dan
tumbuh. Ke mana pun kita melihat, kita menemukan kesepakatan yang luar biasa
antara teori dan observasi. Big Bang terlihat layaknya seorang pemenang.
 |
Fluktuasi
kerapatan latar belakang gelombang mikro kosmik memberikan benih bagi
struktur kosmik modern untuk terbentuk, termasuk bintang, galaksi, gugus
galaksi, filamen dan skala besar kehampaan kosmik.
Chris Blake dan Sam Moorfield |
Kecuali, dalam beberapa hal, ada tiga hal spesifik yang kita harapkan tidak
terjadi dari Big Bang, secara khusus meliputi:
- Suhu
di alam semesta seragam, meskipun sebuah wilayah yang jauhnya miliaran
tahun cahaya dalam satu arah tidak pernah memiliki waktu
(sejak Big Bang) untuk berinteraksi atau bertukar informasi dengan
sebuah wilayah lain dalam arah yang berlawanan.
- Alam
semesta
tidak memiliki ukuran kelengkungan spasial yang berbeda dari nol,
meskipun alam semesta yang datar sempurna secara spasial memerlukan
keseimbangan sempurna
antara ekspansi awal, kerapatan materi dan radiasi.
- Alam semesta
tidak memiliki sisa peninggalan energi ultra-tinggi sejak permulaan, meskipun
suhu yang membuat peninggalan energi ultra-tinggi ini seharusnya ada jika alam semesta panas.
Para
ilmuwan yang memikirkan permasalahan ini mulai menggagas alternatif
untuk “singularitas” Big Bang, daripada menciptakan ulang gagasan
tentang keadaan alam semesta yang panas, padat, meluas dan mendingin.
Pada bulan Desember 1979, mereka menemukan sebuah solusi.
 |
Dalam inflasi
alam semesta, ada energi yang melekat pada ruang itu sendiri, yang
menyebabkan ekspansi eksponensial. Selalu ada probabilitas bahwa inflasi
akan berakhir (dilambangkan dengan ‘X’ merah) setiap saat, sehingga
menimbulkan keadaan yang panas dan rapat ketika alam semesta penuh
dengan materi dan radiasi. Tapi di wilayah ketika inflasi tidak
berakhir, ruang akan terus mengembang.
E. Siegel/Beyond The Galaxy |
Justru
keadaan alam semesta yang panas dan padat dapat bermula dari sebuah
keadaan tanpa materi, radiasi, antimateri, neutrino dan partikel sama
sekali. Semua energi di seluruh kosmos diperkirakan
terikat pada struktur ruang itu sendiri, suatu bentuk energi vakum yang
menyebabkan kosmos meluas dengan kecepatan eksponensial. Dalam
keadaan kosmik seperti ini, fluktuasi kuantum akan tetap ada dan seiring
perluasan
ruang, fluktuasi akan semakin membentang di alam semesta, menciptakan
wilayah-wilayah dengan lebih banyak atau lebih sedikit dari rata-rata
kerapatan energi.
Dan akhirnya, ketika fase periode inflasi alam semesta berakhir, energi
akan diubah menjadi materi dan radiasi, menciptakan keadaan padat dan
panas
yang identik dengan Big Bang.
 |
Fluktuasi kuantum
yang melekat pada ruang, terbentang melintasi alam semesta selama
inflasi kosmik, memunculkan fluktuasi kerapatan yang tercetak di latar
belakang gelombang mikro kosmik, yang pada gilirannya memunculkan
bintang, galaksi dan struktur berskala besar lainnya.
E. Siegel, dengan gambar yang berasal dari ESA/Planck dan the
DoE/NASA/Satuan tugas antar agensi penelitian latar belakang gelombang
mikro kosmik NSF |
Gagasan
ini dianggap menarik tetapi spekulatif, namun ada cara untuk mengujinya.
Jika
kita dapat mengukur fluktuasi cahaya sisa radiasi Big Bang yang
menunjukkan pola tertentu sesuai prediksi inflasi, maka akan menjadi
bukti ilmiah yang tak terbantahkan bagi gagasan inflasi kosmik. Selain
itu, ukuran
fluktuasi harus sangat kecil, cukup kecil sehingga kosmos tidak akan
pernah mencapai suhu yang diperlukan untuk menciptakan sisa peninggalan
energi
tinggi, juga harus jauh lebih kecil daripada suhu dan kerapatan saat
ruang dan
waktu muncul dari singularitas. Pada tahun 1990-an, 2000-an, dan
kemudian
di tahun 2010-an, kita mengukur fluktuasi secara rinci dan menemukan
bukti kuat untuk itu.
 |
Fluktuasi latar
belakang gelombang mikro kosmik, yang diukur dengan COBE (skala besar),
WMAP (skala menengah), dan Planck (skala kecil), semuanya konsisten
bukan hanya berasal dari fluktuasi kuantum skala invarian, tapi begitu
rendah ukurannya sehingga tidak mungkin muncul dari keadaan kosmos yang
panas dan padat.
Tim sains NASA/WMAP |
Kesimpulannya
tak terhindarkan: Big Bang pasti terjadi, tapi tidak bisa kembali
ke keadaan alam semesta yang panas dan padat seperti semula. Sebaliknya,
alam semesta awal mengalami periode waktu ketika semua energi yang akan
menjadi materi
dan radiasi yang ada saat ini, justru terikat pada struktur ruang itu
sendiri.
Periode itu, yang disebut inflasi kosmik, berakhir dan memicu Big
Bang, namun tidak pernah menciptakan keadaan panas dan rapat, juga
tidak menciptakan singularitas. Lantas, apa yang terjadi sebelum inflasi
kosmik adalah pertanyaan terbuka, tapi
satu hal yang pasti: Big Bang bukanlah awal alam semesta!
Ditulis
oleh: Ethan Siegel, kontributor www.forbes.com
Komentar
Posting Komentar